Tiga Golongan Ini Tidak Akan Diajak Bicara Oleh Allah Pada Hari Kiamat

lpkpkntb.com – Di Riwayatkan dalam satu Hadis disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (SAW) mengatakan ada tiga golongan manusia yang tidak dipandang pada hari Kiamat alias tidak diajak bicara oleh Allah ‘Azza wa Jalla.

Dunia yang kita tempati saat ini, bukanlah tujuan akhir kita. dimana dunia ini tempat ujian dan sekaligus tempat kita menabung untuk kehidupan akherat, Pada hari kiamat kata Rasulullah- ada 3 golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak akan dilihat oleh Allah Jalla wa ‘Ala dan tidak akan disucikan dari dosa dan bagi mereka adzab yang pedih.

Siapakah tiga orang tersebut?

Yang pertama:

رَجُلٌ عَلَى فَضْلِ مَاءٍ بِالْفَلاَةِ يَمْنَعُهُ مِنِ ابْنِ السَّبِيلِ

“Seorang laki-laki yang mempunyai kelebihan air di padang pasir ternyata dia tidak mau memberinya kepada ibnu sabil yang sangat membutuhkan air.”

Yang kedua:

وَرَجُلٌ بَايَعَ رَجُلاً بِسِلْعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ فَحَلَفَ لَهُ بِاللَّهِ لأَخَذَهَا بِكَذَا وَكَذَا فَصَدَّقَهُ وَهُوَ عَلَى غَيْرِ ذَلِكَ

“Seseorang yang berjual beli di waktu ashar lalu ia bersumpah dusta bahwasanya ia telah mengambil barang tersebut dengan nilai seperti ini dan begitu padahal tidak.”

Yang ketiga, kata Rasulullah:

وَرَجُلٌ بَايَعَ إِمَامًا لاَ يُبَايِعُهُ إِلاَّ لِدُنْيَا فَإِنْ أَعْطَاهُ مِنْهَا وَفَى وَإِنْ لَمْ يُعْطِهِ مِنْهَا لَمْ يَفِ

“Dan orang yang membai’at pemimpinnya karena dunia, bila ia diberi oleh pemimpin ia melaksanakan bai’atnya, dan bila tidak diberi maka ia tidak mau melaksanakan bai’atnya.”

“Seseorang yang membai’at pemimpinnya hanya karena dunia. Jika ia diberi dunia, dia mau taat. Tapi jika ia tidak diberikan dunia, maka ia tidak mau taat.” (Hadits shahih dikeluarkan Imam Bukhari dan Muslim).

Berikut penjelasan hadist di atas.

Yang pertama, seorang laki-laki yang mempunyai kelebihan air di sebuah padang pasir kemudian ia tidak mau memberikan kepada ibnu sabil yang sangat membutuhkan.

Demikian pula ketika ada seseorang yang mempunyai kelebihan harta, dia memiliki banyak harta, sementara ada orang yang sangat butuh yang dia kelaparan dan kehausan, tapi dia tidak mau memberikan kelebihann walaupun sedikit pun juga. Saking dia itu bakhilnya.

Islam melarang kita mempunyai sifat bakhil, Islam memerintahkan kita untuk mempunyai jiwa dermawan, Islam memerintahkan kita untuk mempunyai jiwa sosial yang tinggi, untuk betul-betul peka kepada lingkungan kita.

Islam tidak pernah mengajarkan kita untuk hanya memikirkan diri sendiri, akan tetapi Islam berusaha membantu orang-orang yang miskin, orang-orang yang susah, orang-orang yang berkebutuhan. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أَبْغُوْنِي الضُّعَفَاءَ، فَإِنَّمَا تُرْزَقُوْنَ وَتُنْصَرُوْنَ بِضُعَفَائِكُمْ

“Carilah aku dengan cara memperhatikan orang-orang yang lemah, karena sesungguhnya kalian diberikan rezeki oleh Allah dan dibela oleh Allah disebabkan oleh orang-orang lemah diantara kalian.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa-i, Ahmad, dan yang lainnya)

Maka saudaraku..

Bahkan Rasulullah menganggap memperhatikan orang-orang yang lemah dan membantu mereka termasuk jihad fi sabilillah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwasanya orang yang memperhatikan para janda, demikian pula orang-orang yang lemah sama seperti orang yang berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.